LONDON, KOMPAS.com —
Ilmuwan menemukan adanya mikroba di Palung Mariana, bagian laut terdalam di
Samudra Pasifik, mencapai kedalaman 11 kilometer. Temuan dipublikasikan di
Nature Geoscience. Hasil penelitian
tersebut mengejutkan. Selama ini, wilayah laut terdalam seperti Palung Mariana
dianggap tidak mampu mendukung kehidupan. Wilayah ini punya temperatur sangat
rendah dan tekanan mencapai 1.100 kali lebih besar dari permukaan lautan.
Dengan temuan ini,
Robert Turnewitsch, pemimpin tim peneliti dari Scottish Association for Marine
Science, mengatakan, "Bagian terdalam lautan dengan pasti bukan merupakan
zona mati."
Adanya mikroba di
Palung Mariana ditemukan secara tidak langsung. Pada tahun 2010, ilmuwan
mengirim wahana tanpa awak ke dasar laut dan menganalisis metabolisme wilayah
tersebut. Ilmuwan menemukan tingkat konsumsi oksigen yang tinggi di lautan.
"Mikroba ini
bernapas seperti kita. Tingkat konsumsi oksigen secara tidak langsung menyatakan
aktivitas komunitas itu," kata Turnewitsch seperti dikutip BBC, Senin
(18/3/2013)
Peneliti menemukan
fakta mengejutkan. Mikroba di laut terdalam ini dua kali lebih aktif
dibandingkan yang berada di kedalaman 6 kilometer. Para peneliti belum mengetahui
sebab dari hal tersebut.
Menurut peneliti,
mikroba di laut terdalam itu memanfaatkan bahan organik yang jatuh ke laut
dalam sebagai sumber energi.
Senyawa organik yang
terkirim ke dasar lautan dikatakan cukup tinggi. Turnewitsch mengungkapkan
bahwa berdasarkan fakta tersebut, laut dalam dan mikroba yang ada di dalamnya
berperan besar dalam menyimpan karbon.
Palung Mariana terletak
di zona subduksi di mana gempa sering terjadi. Ketidakstabilan geologis
ternyata justru membantu arus nutrisi di wilayah itu. Akhirnya berdampak pada
mikroba.
Penemuan ini
menunjukkan bahwa mikroba bisa hidup di mana saja. Jika mikroba bisa hidup di
wilayah ekstrem seperti Palung Mariana, boleh jadi mikroba juga bisa hidup di
wilayah ekstrem lainnya, seperti di planet lain.
No comments:
Post a Comment